Jawaban: A. 7. Iklim yang terbentuk akibat letak negara - negara ASEAN di sekitar khatulistiwa dan diapit daratan luas Asia dan Australia yaitu. a. Iklim tropis dan iklim musim. b. Iklim tropis dan iklim laut. c. Iklim laut dan iklim hutan hujan. d. iklim kemarau dan iklim musim penghujan.
Pertaniandi Indonesia masih kekurangan tenaga dan teknologi untuk pengolahan pasca panen. Hal tersebut berakibat pada anjloknya harga pasar ketika panen berlangsung. Di mana sifat produk pertanian itu adalah masa penyimpanannya yang singkat, maka dengan kekurangan yang ada, petani justru banyak mengalami kerugian ketika panen berlangsung.
Salahsatu faktor pendorong berdirinya perusahaan asing di Indonesia adalah. Question from @Shellajdhd - Sekolah Dasar - Ips urbanisasi adalah A. banyaknya pendatanh dari luar kota B. sempitnya pemukiman C. adanya program keluarga berencana D. lahan pemukiman semakin luas Answer. Recommend Questions.
Ada beberapa aspek yang menjadi pengaruh perubahan
Salahsatu bentuk kerja sama di bidang politik antarnegara-negara ASEAN adalah. a. membangun pupuk urea di Malaysia b. menanggulangi penyalahgunaan narkotika c. melaksanakan festival seni ASEAN d. membentuk Pusat Informasi Pariwisata 14. Faktor pendorong kerja sama antarnegara ASEAN yaitu. a. kesamaan dan perbedaan ideologi b.
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. 7 Faktor Pendorong Terjadinya Alih Fungsi lahan Pertanian Sahabat Sejak dahulu, jumlah lahan pertanian Indonesia cenderung semakin menurun dari tahun ke tahun akibat adanya alih fungsi lahan menjadi non-pertanian. 7 Faktor Pendorong Terjadinya Alih Fungsi lahan Pertanian Picture by nyom’s daily Alih fungsi atau konversi lahan didefinisikan sebagai berubahnya fungsi awal lahan menjadi fungsi lainnya baik dari sebagian maupun keseluruhan lahan akibat adanya faktor-faktor tertentu. Berikut ialah faktor-faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian yaitu Pertumbuhan penduduk yang pesat Dengan jumlah daratan yang tetap, akan tetapi jumlah penduduk yang terus meningkat. tentu dapat menyebabkan berbagai dampak bagi lingkungan tempat tinggal mereka. Salah satunya adalah adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian guna memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang juga meningkat. Kenaikan kebutuhan masyarakat untuk permukiman Dengan Adanya pertumbuhan demografi, tentu saja juga akan menuntut kebutuhan-kebutuhan dasar termasuk tempat tinggal. Ketika lahan di daerah permukiman sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan yang diminta, maka konversi lahan pertanian menjadi kawasan rumah menjadi pilihan sebagai salah satu solusi permasalahan tersebut. Tingginya biaya penyelenggaraan pertanian Untuk mengolah sawah atau lahan pertanian dari lapisan tanah agar mendapatkan hasil yang optimal tentu saja membutuhkan modal yang tidak sedikit, belum lagi jika barang-barang pertanian tersebut mengalami kenaikan seperti pada saat naiknya harga bahan bakar minyak, maka harganya bisa melambung menjadi dua kali lipat. Kenaikan harga pupuk, benih pertanian, biaya irigasi, hingga harga sewa tenaga petani membuat para pemilik sawah mempertimbangkan untuk menjual sawah mereka atau mengalihkan fungsi lahan menjadi bangunan atau tempat wirausaha. Menurunnya harga jual produk-produk pertanian Selain membutuhkan modal yang lumayan, para petani juga harus siap menerima resiko lain, yakni hasil panen yang tidak baik atau bahkan gagal panen. Dimana harga jual produk pertaniannya menjadi sangat rendah atau malah tidak laku di pasaran. Jika hal ini terjadi maka petani akan menderita kerugian yang tidak sedikit pula. Tantangan lain ialah adanya penurunan harga hasil pertaniannya karena faktor-faktor tertentu. Kurangnya minat generasi muda untuk mengelola lahan pertanian Anggapan masyarakat, khususnya para generasi muda mengenai sektor pertanian masih belum sepopuler bidang-bidang usaha yang lain. Para pemuda misalnya, ketika ditanya mengenai cita-cita mereka, maka hampir bisa dipastikan akan menyebutkan berbagai profesi lain selain menjadi petani. Meski tidak sedikit juga masyarakat yang telah menjadi petani sukses, namun profesi petani saat ini memang masih sering dianggap sebagai profesi yang berada pada kelas menengah ke bawah, sehingga cenderung dihindari oleh para generasi muda. Dan sebagai akibatnya, para orang tua yang mempunyai sawah atau lahan pertanian akan menjual lahannya kepada orang lain. Sedangkan bagi mereka yang mewariskan kepada anaknya yang tidak berminat mengelola sawah. maka besar kemungkinan lahan tersebut akan mengalami alih fungsi. Pergantian ke sektor yang dianggap lebih menjanjikan Seiring berkembangnya pengetahuan, teknologi, serta bertambahnya wawasan para pemilik lahan pertanian, maka tidak sedikit dari mereka yang sengaja mengalihkan fungsi lahan pertanian ke sektor usaha lain. Dengan harapan perekonomian dapat semakin meningkat, mereka mulai mendirikan tempat-tempat industri, peternakan, serta tempat usaha lain di atas lahan pertaniannya. Baca Juga Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian, Apa Saja? Lemahnya regulasi pengendalian alih fungsi lahan Yakni ketidaktegasan peraturan pemerintah maupun pejabat mengenai pengendalian fungsi lahan. Ketidaktegasan tersebut diantaranya meliputi kekuatan hukum, ketegasan penegak hukum, dan sanksi pelanggaran. Sekian Catatan kali Ini, 7 Faktor Pendorong Terjadinya Alih Fungsi lahan Pertanian !! Semoga bermanfaat… Tag Alih fungsi lahan
Jakarta - ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations adalah organisasi antar negara-negara di Asia Tenggara dalam yang dibentuk pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, ASEAN terdiri dari 10 negara yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan sama antar negara ASEAN dilakukan dalam jenis bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, budaya dan masih banyak lagi. Tujuan Kerjasama ASEANMengutip modul Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Paket A Setara SD/MI Kelas VI, oleh Peavey Marisha, tujuan kerjasama ASEAN adalah sebagai berikutTujuan kerjasama ASEAN antara lain Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan dalam wilayah negara perdamaian, stabilitas, menghormati keadilan anggota negara ASEAN di kawasan, hingga patuh pada piagam aktif untuk saling membantu masalah yang menjadi kepentingan bersama di bidang-bidang ekonomi, sosial, teknik,administrasi dan ilmu dalam bentuk studi pelatihan dan fasilitas hubungan baik dengan organisasi internasional, yang memiliki tujuan dan visi yang sama, guna membuka peluang untuk hubungan yang lebih Pendorong Kerjasama Antar Negara ASEANFaktor pendorong kerja sama antar negara ASEAN didasari oleh kesamaan maupun perbedaan potensi alam dan manusia setiap dari modul Kemdikbud "Ilmu Pengetahuan Sosial" oleh Mukminan, dkk, berikut adalah faktor pendorong kerja sama antar negara ASEAN1. Sumber Daya AlamSumber daya alam menjadi faktor utama untuk mendorong terbentuknya kerja sama antar negara di Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanianya, Untuk itu Indonesia mengekspor hasil pertanian ke Singapura untuk memenuhi kebutuhan negara tujuan Kondisi GeografisPerbedaan dan kesamaan letak wilayahgeografis, beberapa negara di suatu kawasan pada umumnya menjadi alasan mengadakan kerja sama untuk menjaga stabilitas dan keamanan ASEAN sebagian besar memiliki wilayah laut dengan luas sekitar km², dengan luas daratannya ± km². Letak tersebut memberikan sumbangan hasil laut cukup besar bagi pendapatan masyarakat di negara-negara Penghambat Kerjasama Antarnegara ASEANAdapun faktor penghambat kerja sama di kawasan ASEAN adalah1. Perbedaan IdeologiFaktor pertama penghambat kerjasama antar negara ASEAN adalah adanya perbedaan ideologi. Dengan adanya perjanjian pembentukan organisasi ASEAN, fakta di lapangan saat ini hampir tidak ada negara ASEAN yang menutup diri dari kerja sama sesama Konflik dan peperanganTerjadinya konflik dan peperangan negara tentunya akan mengganggu stabilitas negara itu sendiri, sehingga mampu menghambat kerja Kebijakan protektifKebijakan protektif dapat menghambat kerja sama antarnegara ASEAN, hal ini bisa kita lihat dari sebuah negara tidak menerima impor hasil pertanian, karena hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi pendapatan hasil pertanian di dalam negerinya kebijakan tersebut tujuannya adalah untuk melindungi kepentingan dalam negeri dan meningkatkan daya Perbedaan kepentingan tiap-tiap negaraDemi mengembangkan negaranya, tentunya setiap negara melakukan kerjasama. Akan tetapi, adanya perbedaan kepentingan tiap negara juga menjadi salah satu faktor penghambat kerjasama antarnegara Kerja Sama ASEANHasil kerja sama negara-negara ASEAN bisa kita lihat dari berbagai daftar berikutBerdirinya Universitas ASEAN di Pematangsiantar, Sumatera Utara, IndonediaDibangunya pabrik pupuk urea-amoniak di Malaysia dan pabrik abu soda di ThailandTerbentuknya ZOPFAN Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Zona Bebas dan NetralBerdirinya tempat promosi ASEAN untuk pedagang, investasi, dan pariwisata di Tokyo fBerdirinya pabrik tembaga ASEAN di Filipina dan Berdirinya pabrik vaksin hepatitis B di juga video 'Jokowi Minta Dukungan Rusia di G20 dan Keketuaan ASEAN 2023'[GambasVideo 20detik] fdl/fdl
Kebijakan Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan percepatan pembangunan perekonomian. Berbagai infrastruktur telah terbukti mampu memudahkan jalur transportasi di berbagai daerah. Kebijakan tersebut dinilai berpengaruh terhadap alig fungsi lahan. Tidak semua masyarakat ingin mengkonversikan lahannya dengan alasan sebagai sumber mata pencaharian, namun praktek konversi lahan tetap terjadi di Kecamatan Labakkang yang ditetapkan sebagai salah satu wilayah pembangunan. Hal ini karena penetapan kebijakan pembangunan tersebut maka petani harus menjual lahannya kepada pihak proyek demi keperluan pembangunan. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum wajib dilakukan oleh pemerintah dan tanahnya selanjutnya dimiliki oleh pemerintah dalam perencanaan pembangunan untuk kepentingan umum. Pembangunan jalur kereta api diformulasikan menjadi sebuah kebijakan, maka rakyat harus dilibatkan dalam proses pembangunan dan rakyat tidak bia menolak karena jalur transportasi secara nasional adalah untuk kepentingan pembangunan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, serta mempercepat pembangunan dan pertumbuhan. Dengan adanya pembangunan jalur kereta api diharapkan dapat mengatasi kemacetan lalu lintas, memperpendek jarak tempuh, mempercepat waktu tempuh. Hal ini yang menjadi komitmen pemerintah dalam membangun insfraktruktur secara merata demi mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi Proses alih fungsi lahan mumnya berlangsung cepat apabila akar pemenuhan kebutuhannya tekait kebutuhan mendasar yaitu prasarana umum yang diprogramkan pemerintah. Pembanguna jalur kereta dilihat dari aspek pemanfaatannya akan memberikan dampak positif terhadap percepatan pembangunan daerah, oleh karena itu masyarakatakan memberikan dukungan terhadap pembangunan tersebut. b. Faktor Penghambat Konversi Lahan Pertanian Isu pembebasan lahan untuk dialih fungsikan menjadi jalur kereta api menjadi faktor penghambat dalam proses pembagunan. Ada beberapa hambatan yang terjadi dalam proses ganti kerugian tanah pembangunan jalur rel kereta api di Kecamatan Labakkang meliputi 1 Kendala birokrasi yang dihadapi dalam proses pemerataan tanah pada masa pemerintahan Pangkep khususnya di Kabupaten Labakkang pada tingkat pemerintahan disebabkan kurangnya kerjasama panitia pengadaan tanah, sedangkan birokrasi di kotamadya dibatasi oleh keadaan tanah dan ahli waris. 2 Pembatasan dalam rangka pemikiran karena perbedaan persepsi yang menjadi dasar penetapan harga tanah, maka negara menetapkan besaran ganti rugi. 3 Hambatan kepentingan, adanya faktor kepentingan politik menjadi salah satu penyebab tertundanya proses ganti rugi bagi penduduk kecamatan Labakkang. 4 Faktor psikologis yang terjadi di Kecamatan Labakkang disebabkan oleh ketidakpuasan masyarakat terhadap keberlangsungan penghidupan mereka. Prasangka negatif masyarakat terhadap pemerintah, yang beranggapan bahwa pemerintah tidak adil dan buram dalam memberikan ganti rugi kepada masyarakat. Apapun yang menjadi alasan petani untuk tidak menerima kehadiran pembangunan jalur kereta api, akan tetapi sebagai masyarakat yang penuh keterbatasan baik dari sisi pendidikan, ekonomi dan status sosialnya, maka petani tetap menyambut kehadiran pembangunan tersebut tersebut dengan sikap pesimis. Karena, mereka diharuskan menyerahkan tanah yang selama ini menghidupi keluarganya dengan harga yang tidak seimbang. Untuk mengatasi bentuk interaksi tersebut perlu dilaksananakan sosialisasi dengan mekanisme kotrol sosial. Menurut Persons, mekanisme sosialisasi merupakan alat untuk menanamkan pola kultural dan sebagainya melaui mediasi. Dengan proses ini anggota msyarakat akan menerima norma-norman yang ada. Mekanisme kontrol mencakup sistem sosial sehingga perbedaan-perbedaan dan ketegangan-ketegangan yang ada dalam masyarakat bisa terselesaikan. Tabel Tabel Interpretasi No Rumusan Masalah Konsep / Hasil Penelitian Wawancara Teori Interpertasi / Keterkaitan saluran irigasi yang berdampak sehingga akan kelangsungan kelangsungan ketegangan-ketegangan yang ada dalam masyarakat bisa terselesaikan. 77 BAB V PENUTUP KESIPULAN 1. Dampak sosial yang ditimbulkan dari alih fungsi lahan yaitu adanya kecemburuan antar masyarakat mengenai perbedaan harga ganti rugi yang diterima msyarakat, selain itu juga pembagunan jalur kereta api terhadap sawah yang menjadi jalur mengakibatkan banyaknya lahan kering karena saluran irigasi yang terganggu akibat adanya alih fungsi lahan. Dampak ekonomi akibat adanya konversi lahan adalah berkurangnya hasil panenen karena sebagian lahan sudah dialih fungsikan. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah produksi padi dan nilai dari produksi padi yang dihasilkan dari wilayah tersebut menurun. Jumlah produksi padi yang menurun dikarenakan sebagian lahan dikonversikan untuk pembangunan jalur. 2. Aadapun dinamika sosial yang terjadi dalam pembangunan jalur kereta api yaitu perubahan pada mata pencaharian masyarakat dengan memanfaatkan kompensasi yang diterima untuk membuka usaha baru. Perubahan kekuasaan lahan juga terjadi akibat sebagian lahan diambil alih oleh pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan pembangunan jalur kereta api. 3. Faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan karena adanya kebijakan dari pemerintah untuk melakukan pembangunan di jalur kera api Makassar-Pare-pare untuk kepentingan umu dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi daerah. Disamping faktor pendorong juga terdapat faktor penghambat lantaran masyarakat merasa tidak puas terhadap uang ganti rugi yang diberikan karena tidak sesuai sehingga masyarakat melakukan aksi demo kepada pemerintah, hal tersebut menjadi penghambat karena masalah tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu agar dapat melanjutkan proses alih fungsi lahan. SARAN 1. Kepada Pemerintah untuk lebih memperhatikan rumusan kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan agar tidak menimbilkan dampak buruk pada kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat. 2. Kepada Masyrakat untuk memberikan dukungan terhadap pembangunan jalur kereta api Makassar-Pare-pare dan mendukung program-program pemerintah dalam memajukan kesejahteraan umum, serta meningkatkan pendidikan. 3. Kepada Pihak Proyek diharapkan lebih mempertimbangkan kembali jumlah uang ganti rugi yang diberikan kepada masyarakat terdampak agar sesuai dengan kondisi lahan yang dimiliki masyarakat. 4. Diharapkan jika kedepannya untuk peneliti yang lain meneliti hal yang sama, untuk mengkaji lebih dalam mengenai dampak konversi lahan pertanian terhadap kondisi sosial masyarakat yang bekerja sebagai petani. Daftar Pustaka Agus, F. 2004. Konversi dan Hilangnya Multi Fungsi Lahan Sawah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Bogor Arifin, M. Z. 2018. Jurnal Thengkyang. Pengelolaan Anggaran Pembangunan Desa Di Desa Bungin Tinggi, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. 11, 1–21. Ashari 2003. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi. Tinjauan tentang Alih Fungsi Lahan Sawah Ke Non Sawah Dan Dampaknya Di Pulau Jawa. 212, 84 BPS Kabupaten Pangkep. 2018. Kecamatan Labakkang dalam Angka. Pangkep BPS Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan BPS Kabupaten Pangkep. 2019. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka. Pangkep BPS Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Banowati, Eva. 2018. Geografi Sosial. Yogyakarta Ombak. Creswell. John W. 2016. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta Pustaka Belajar Darwis, 2020. "Perubahan Sosial Masyarakat Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru Akibat Pembangunan Jalur Kereta Api Makassar – Parepare”. Tesis Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Dura, J. 2016. Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia. Pengaruh Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa, Kebijakan Desa, Dan Kelembagaan Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat. 102, 26–32. Fitriah, dkk 2018. Analisis Perbandingan Biaya Pengangkutan Peti Kemas Menggunakan Moda Truk, Kereta Api dan Kapal Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Enjiniring, 221 Gilarso. 1991. Pengantar Ilmu Ekonomi. Yogyakarta Anggota IKAPI Indrawati, E. S. 2015. Jurnal Psikologi Undig. Status Sosial Ekonomi Dan Intensitas Komunikasi Keluarga Pada Ibu Rumah Tangga Di Panggung Kidul Semarang Utara. 141, 54 Lapatandau, dkk. 2018. Jurnal. Alih Fungsi Lahan Pertanian Di Kabupaten Minahasa Utara, 132A, 2 Lestari, & Asmara, A. 2014. Jurnal Agribisnis Indonesia. Dampak Pembangunan Infrastruktur Jalan Dan Variabel Ekonomi Lain Terhadap Luas Lahan Sawah Di Koridor Ekonomi Jawa, 2 1, 26 Moleong, Lexy. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja Rosda Karya M. Setiadi, Elly. & Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta Kencana Nasrul, dkk 2018. Jurnal Pattingalloang, Transportasi Kereta Api Rute Makassar-Takalar 1922-1930. 53, 1–11 Nurfadillah. 2016. “Dampak Pembangunan Rel Kereta Api Terhadap Perubahan Perilaku Masyarakat Di Kelurahan Mangempang Kecamatan Barru Kabupaten Barru”. Skripsi. Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan politik, UIN Alauddin, Makassar. Pangi, Joris. 2020. Jurnal Holistik. Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Di Desa Maliku Satu Kecamatan Amurag Timur Kabupaten Minahasa Selatan. 131, 3. Poniman. 2015. Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara Pramudiana, 2017. Asketik. Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Dikecamatan Tikung Kabupaten Lamongan, 1 2 Ritzer, George, 2002. Sociology A Multiple Paradigm Science, Alimandan penterjemah Sosiologi Berparadigma Ganda, Raja Graindo Persada. Jakarta. Rosyidi, Sri 2015. Rekayasa Jalan Kereta Api, Tinjauan Struktur Jalan Rel. Yogyakarta Lembaga Penelitian, Publikasi & Pengabdian Masyarakat Soekanto, Soerjono. 2015. Sosiologi Sebuah Pengantar. Jakarta Rajawali Pers. Suardi, Nursalam, Syarifuddin. 2016. Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintik, Hereneutik, Kritis, Evaluatif dan Integratif. Makassar Writing Revolution Syahrum, Salim. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Citapustaka Media Wahyu, M. B. 2018. Jurnal Metris. Pendekatan Manajemen Program dengan Menggunakan Maeutic Machine dalam Percepatan Pencapaian Proyek Strategis Nasional RPJMN 2015-2019. 192018, 65–70. Widhiantini 2018. Jurnal Manajemen Agribisnis. Kajian Teoritis Dinamika Konversi Lahan Pertanian, 2 2 Widjanarko. 2006. Aspek Pertanahan Dalam Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah. Jakarta Pusat Penelitian Dan Pengembangan Wijaya, Saputra. 2015. E- Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana. Studi Alih Fungsi Lahan dan Dampaknya Terhadap Sosial Ekonomi Petani Jambu Mete Di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem. 048, 557 L A M P I R A N Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI
Jakarta - Pengamat Pertanian Khudori menitipkan sejumlah pesan terkait kesejahteraan petani ke Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Ia mengatakan pria yang akrab disapa Gus Muhaimin itu sudah berkeliling desa di seluruh Indonesia dan menangkap masalah krusial desa, yakni hal ini disinggungnya saat membicarakan soal ancaman krisis pangan global yang tak diketahui pasti waktunya. Menurut Khudori, tak mudah mengetahui terjadinya krisis pangan global karena dipengaruhi banyak ia menilai hal ini bisa dipelajari dari krisis pangan pada 2008 dan 2011. Beberapa faktor pemicunya antara lain produksi pangan, terutama serealia, di negara-negara produsen dan eksportir utama merosot lalu diikuti penurunan suplai ke pasar dunia. Langkah ini biasanya diikuti pembatasan, bahkan penutupan, ekspor oleh negara eksportir pangan. Pasar pun biasanya panik dan jika diikuti spekulasi, kenaikan harga bisa tidak jangka pendek, ia menyarankan agar negara melakukan optimalisasi dan intensifikasi sawah. Mantan anggota Kelompok Kerja Dewan Ketahanan Pangan ini menekankan negara tidak boleh hanya mengurus produksi. Namun harus mengurus kesejahteraan itu, ia berharap besar kepada Gus Muhaimin untuk memperjuangkan kesejahteraan petani. Menurutnya, formula, mekanisme, hingga model kebijakan untuk menyejahterakan petani harus dibicarakan dengan detail."Yang lebih penting dari itu adalah komitmen untuk menyejahterakan petaninya. Saya menitipkan pekerjaan rumah penting itu ke Gus Imin," kata Khudori dalam keterangan tertulis, Jumat 9/6/2023.Lebih lanjut, ia menjelaskan optimalisasi dan intensifikasi lahan sawah amat krusial. Dari luas baku sawah saat ini sebesar 7,4 juta hektare, kata Khudori, produktivitasnya masih terbuka digenjot. Tak hanya memastikan ketersediaan air, menurutnya penggunaan bibit unggul dan pemulihan kesuburan lahan juga perlu juga mendorong pengembangan pangan lokal. Pasalnya, selama ini pemerintah dipandang hanya mendorong pangan masyarakat monolitik ke satu komoditas, yakni mengatakan Indonesia punya kekayaan pangan lokal yang luar biasa. Di masa lalu, pangan lokal itu terbukti membebaskan warga setempat dari kelaparan selama turun Upaya diversifikasi pangan gagal karena pangan alternatif yang dijadikan pengganti beras tidak berkembang. Pangan alternatif itu tetap sulit didapatkan, harganya mahal, dan miskin sentuhan mengimbau diversifikasi sebaiknya dimulai dengan cara serius mengurus pangan lokal. Ia pun mengajak pemimpin daerah menjadi tumpuan penting, selain pemerintah menyarankan agar Gus Muhaimin dapat meyakinkan pemerintah daerah dan masyarakat saat berkeliling ke berbagai desa di Nusantara untuk mengembangkan pangan lokal. Pemerintah daerah bisa memulai dengan menetapkan cadangan pangan daerah dengan pangan lokal."Dengan langkah ini, pangan lokal akan mendapat dukungan penuh," menilai ketika masing-masing daerah bisa mengembangkan pangan lokal, tekanan kepada pemerintah pusat untuk menyediakan beras dalam jumlah besar akan menurun. Pangan lokal yang beragam juga membuat daerah-daerah lebih resilien terhadap guncangan. Sehingga Indonesia bisa memiliki resiliensi tinggi ketika terjadi krisis level pusat, jelas Khudori, Gus Muhaimin juga bisa berkontribusi di DPR melalui lahirnya regulasi-regulasi yang mendorong pengembangan pangan juga Video 'Jokowi Bandingkan Harga BBM hingga Gas dengan Negara lain'[GambasVideo 20detik] fhs/ega
IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN Sari Alih fungsi lahan pertanian merupakan salah satu fenomena yang cukup banyak terjadi di ini. Alih fungsi lahan atau konversi lahan merupakan perubahan fungsi baik itu sebagian maupun keseluruhan dari suatu kawasan lahan , dari fungsi semula menjadi fungsi lain. Berdasarkan data statistik Kecamatan Angkona, selama kurun waktu lima tahun terakhir luas lahan kakao menurun, akibat petani mengalih fungsikan lahan mereka menjadi lahan persawahan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Angkona selama bulan Agustus-September 2017. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah petani yang telah melakukan alih fungsi lahan dari tanaman kakao ke tanaman padi yaitu sebanyak 28 petani. Analisis data yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian adalah analisis deskriptif, yang berusaha mengkaji faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang menodorong petani melakukan alih fungsi lahan antara lain , faktor produksi hasil produksi, faktor infrastruktur kecukupan irigasi, faktor ekonomi kestabilan harga, dan faktor budidaya serangan hama dan penyakit. Kata Kunci Alih Fungsi Lahan, Kakao, Padi Teks Lengkap Tidak berjudul Referensi Fauziah, L. N. 2005. “Alih Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Tanah Non Pertanian Studi Komparatif Indonesia dan Amerika”. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada. Ginting, M. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian padi sawah terhadap Pendapatan Petani Studi Kasus di desa Munte Kabupaten Karo. Tesis , Program Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan. Kustiwan, Iwan. 2007. Kajian Permasalahan dan Kebijaksanaan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Wilayah Pantai Utara Pulau Jawa. Pramono, S. 2015. Analisis Alih Fungsi Lahan Sawah dan Prediksi Produksi dan Konsumsi Beras di Kabupaten Deli Serdang. Skripsi, Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan Suparyono. 1993. Padi. Penebar Swadaya. Jakarta Supriyono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Parkem. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Surakhmad. 2000. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Tarsito. Bandung Yusriadi, M. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Tanaman Kakao Menjadi Kelapa Sawit Di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Skripsi, Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Refbacks Saat ini tidak ada refbacks.
salah satu faktor pendorong alih lahan pertanian di asean adalah