Salahsatu contoh sifat konsumtif adalah . a. Membeli secukupnya b. Membeli yang dibutuhkan c. Membeli dengan hati-hati d. Membeli dengan boros. Pilih jawaban kamu: Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Materi Latihan Soal Lainnya: PTS PPKn SMA Keadaanini merupakan salah satu bentuk kemunduran suatu pemerintahan karena tidak bisa menjaga serta mempersatukan komponen - komponen negaranya. Berikut kakak ulas berbagai contoh kasus yang mengancam integrasi nasional dalam bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya. 1. Ancaman Integrasi Nasional dalam Bidang Ideologi. MengenalPerilaku Konsumtif Foto: Freepik.com. Menurut International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences, orang-orang akan meniru perilaku konsumsi atasan mereka, yaitu orang-orang yang kelas ekonominya lebih tinggi.. Sebagai contoh, kelompok dengan latar ekonomi kelas menengah akan meniru kebiasaan kelas atas, kemudian kelompok kelas atas akan meniru kebiasaan kelompok kelas elit. 1 Konsumtif hedonisme cenderung menimbulkan perilaku konsumtif secara berlebihan, bahkan meski saat pemasukannya tak cukup untuk membiayai pengeluarannya. 2. Egois hedonisme cenderung ditemui pada orang yang memiliki sifat individualis serta mementingkan dirinya sendiri atau bersikap egois. 3. Boros gaya hidup. Salahsatu sifat terpuji yang harus dimiliki seorang muslim adalah sifat qana'ah. Biasanya orang yang tidak qonaah dan hidupnya konsumtif sering terlilit hutang. riya, dan ujub serta menumbuhkan sifat tanggung jawab. Contoh Tasamuh. 1. Sikap toleransi. 2. Menghormati pelaksanaan ibadah pemeluk agama lain. 3. Tidak mencela atau memakki Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Di era globalisasi ini, keadaan kerap mengharuskan kita untuk dapat beradaptasi dalam mengikuti perkembangan zaman. Dari tahun ke tahun, berkembangnya teknologi yang semakin canggih dan cukup pesat ini pun menuntut kita untuk meningkatkan daya beli. Memiliki daya beli memang merupakan hal yang patut untuk disyukuri. Namun, dengan memiliki daya beli ini bukan berarti kamu bisa menghamburkan uang kamu dengan menghabiskannya untuk membeli barang-barang yang kamu inginkan secara berlebihan. Bersifat konsumtif akan menyebabkan pemborosan yang nantinya akan merugikan kamu. Apa itu gaya hidup konsumtif? Dan bagaimanakah cara kita menghindari perilaku tersebut? Simak jawabannya dalam artikel ini! Gaya Hidup Konsumtif Gaya hidup konsumtif merupakan gaya hidup dimana seseorang yang secara berlebihan membeli suatu barang atau jasa dengan mengutamakan keinginannya daripada kebutuhannya dan secara ekonomi akan menyebabkan pemborosan. Ciri Gaya Hidup Konsumtif Siapa nih, yang suka gengsian? Selain memiliki gengsi yang tinggi, ciri-ciri gaya hidup konsumtif adalah ketika seseorang secara terus menerus selalu berusaha untuk mengikuti tren. Keinginan mengikuti tren ini bisa disebabkan dari dua faktor, yaitu faktor internal yang dimana kamu selalu mempunyai rasa tidak pernah puas dengan apa yang kamu miliki sekarang sehingga kamu merasa harus selalu membeli barang baru yang sedang tren saat itu. Kemudian, faktor kedua yaitu faktor eksternal. Ketika orang-orang disekitar kamu memiliki suatu barang keluaran terbaru, bukan tidak mungkin hal ini akan menimbulkan keinginan kamu untuk memiliki barang itu juga. Tekanan sosial ini pun mendorong kamu untuk berperilaku konsumtif. Hayo, siapa yang masih bersifat seperti ini? Perbedaan Gaya Hidup Konsumtif dan Hedonisme Gaya hidup konsumtif ini cukup sering disalah artikan sebagai hedonisme. Secara umum, kedua hal tersebut memang cukup mirip. Tetapi, jika dilihat dari artinya, konsumtif dan hedonisme merupakan dua hal yang berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, hedonisme merupakan pandangan hidup yang menganggap bahwa kenikmatan atau kesenangan secara materi merupakan satu-satunya tujuan utama hidup. Perbedaan gaya hidup konsumtif dan hedonisme adalah hedonisme merupakan suatu pandangan hidup sedangkan gaya hidup konsumtif merupakan tindakan yang dilakukan ketika kamu berpegang dan menganut pandangan tersebut. Jadi, orang yang hedonis sudah dapat dipastikan bahwa mereka memiliki sifat yang konsumtif. Contoh Gaya Hidup Konsumtif Pernahkah kamu membeli berbagai macam barang hanya karena barang tersebut lucu atau hanya sekedar ingin tanpa memperhatikan nilai guna barang tersebut? Jika iya, kamu baru saja berperilaku konsumtif, lho! Pembelian barang ini pun biasanya akan berakhir sia-sia, karena tidak jarang bahwa barang yang dibeli ini tidak memiliki fungsi yang dibutuhkan dan hanya berakhir menjadi pajangan saja. Penyebab Gaya Hidup Konsumtif Hukum sebab akibat merupakan hal yang mutlak dalam hidup. Gaya hidup konsumtif pun tentu memiliki sebab dan akibat. Salah satu penyebab gaya hidup konsumtif yaitu ketika kamu memiliki rasa gengsi yang tinggi. Rasa gengsi ini pun yang akhirnya akan mendorong kamu untuk bersifat konsumtif agar kamu dapat terlihat mampu dalam pandangan orang lain. Pembelian berlebihan atau sikap konsumtif yang dilandaskan rasa gengsi ini hanya dilakukan untuk mendapat pengakuan dan membuat orang lain terkesan. Hal ini tentu saja bukan sifat yang baik untuk dimiliki. Akibat Gaya Hidup Konsumtif Setelah membahas tentang sebab, sekarang kita akan membahas akibat. Akibat atau dampak gaya hidup konsumtif ini akan sangat berpengaruh terhadap kondisi finansial kamu. Karena, jika sifat konsumtif sudah menjadi kebiasaan, sifat boros pun tidak dapat dihindari. Pemborosan ini pun akan mengganggu kesehatan finansial kamu dan kamu tidak dapat menghindari melemahnya kondisi keuangan kamu. Jika kondisi keuanganmu melemah, maka daya beli kamu pun akan berkurang secara berkala, sementara tingkat kebutuhan akan bertambah seiring berjalannya waktu. Maka, bijaknya jika kamu sebisa mungkin untuk berhati-hati dan menghindari sifat konsumtif ini. Cara Menghindari Sifat Konsumtif Setelah mengetahui dampak negatif dari sifat konsumtif, tentu kita semua harus sebisa mungkin untuk menghindarinya. Cara yang dapat kamu lakukan untuk menghindari sifat konsumtif ini adalah dengan mengelola keuangan kamu dengan bijak. Bagaimana? Simak dibawah ini, ya! Buat anggaran pengeluaran bulanan dengan menentukan prioritas kebutuhan kamu. Jadikan anggaran ini sebagai patokan agar kamu tidak overspend pada hal-hal yang tidak penting. Alokasikan uang kamu pada produk asuransi dan juga investasi. Asuransi dan investasi merupakan tabungan yang dapat bermanfaat bagi kamu dimasa depan. Dan dengan memiliki asuransi, kamu akan mendapatkan proteksi dari resiko yang dapat sewaktu-waktu menimpa kamu. Buang jauh-jauh rasa gengsi yang kamu miliki. Tanamkan pemikiran bahwa kamu tidak harus selalu punya apa yang orang lain punya. Hiduplah dengan bijak dan kelola keuanganmu secara cermat tanpa harus melihat orang lain. Jika kamu merasa bahwa orang-orang disekitar kamu membawa pengaruh buruk, kamu harus mencari lingkaran pertemanan baru yang lebih positif. Itulah penjelasan tentang pengertian, ciri-ciri, contoh, penyebab, dampak, serta tips untuk menghindari perilaku konsumtif. Kamu harus dapat mengatur keuangan dengan bijak dan hindari gaya hidup konsumtif agar kamu dapat mencapai kebebasan finansial. Sadarkah Anda bahwa kemajuan teknologi cenderung membuat seseorang berperilaku konsumtif? Konsumtif adalah sifat yang menggambarkan kecenderungan seseorang membeli sesuatu lebih dari apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Lebih lanjut tentang apa itu perilaku konsumtif dan cara mencegahnya akan dibahas dalam artikel berikut ini. Apa itu perilaku konsumtif? Sifat konsumtif adalah kecenderungan untuk membeli dan menggunakan barang dalam jumlah tak terbatas, serta tidak berdasarkan pertimbangan rasional. Orang yang bersifat konsumtif lebih mementingkan memenuhi keinginan daripada kebutuhan. Bisa dikatakan, sifat konsumtif adalah pembelian impulsif, tidak rasional, dan boros. Beberapa contoh perilaku konsumtif antara lain Membeli sesuatu karena penjual menawarkan hadiah Membeli sesuatu karena kemasan yang menarik Membeli sesuatu karena menjaga penampilan diri, gengsi, dan kepercayaan diri Membeli sesuatu karena diskon atau potongan harga Membeli sesuatu karena pengaruh model iklan Membeli lebih dari 2 barang yang sama dengan merek yang berbeda Penelitian terdahulu dalam jurnal Humaniora menyatakan bahwa seseorang yang memasuki masa remaja dan dewasa awal cenderung memiliki perilaku konsumtif. Ini berkaitan dengan adanya perubahan biologis, kognitif, dan sosial-ekonomi. Hubungan perilaku konsumtif dengan kesehatan Perilaku konsumtif juga berkaitan dengan kesehatan mental seseorang. Perilaku konsumen atau bagaimana seseorang membeli dan menggunakan sesuatu berhubungan dengan aspek psikologis. Dikutip dari Psychology Today, pembelian yang tidak rasional biasanya didorong oleh kebutuhan untuk menampilkan status sosial atau sebagai respons terhadap emosi negatif, seperti kesedihan atau kebosanan. Hal senada pun diungkapkan sebuah penelitian dalam jurnal Plos One. Penelitian tersebut menyatakan bahwa emosi negatif seperti stres dan depresi turut memengaruhi perilaku konsumen, seperti perilaku belanja berlebihan. Masih ingat fenomena panic buying pada awal pandemi Covid-19? Emosi negatif akibat pandemi seperti kecemasan juga dapat memengaruhi kesehatan mental yang menciptakan perilaku konsumtif seseorang. Hal ini dikarenakan, kecemasan dapat mendorong seseorang untuk membeli barang yang memberikan rasa aman. Padahal, belum tentu barang tersebut benar-benar dibutuhkan. Lebih lanjut, diketahui bahwa membeli barang baru bisa memicu lonjakan hormon dopamin yang menciptakan perasaan senang. Tak menutup kemungkinan hal ini bisa mendorong Anda untuk membeli lebih banyak Tak hanya kesehatan mental, kesehatan fisik juga bisa terganggu akibat perilaku konsumtif. Misalnya, membeli makanan tidak sehat atau alkohol berlebihan memang bisa menawarkan kenyamanan atau kesenangan sesaat. Padahal, tindakan tersebut bisa berdampak negatif bagi tubuh karena dapat memicu gangguan kesehatan. Cara mencegah perilaku konsumtif Sifat konsumtif harus dihindari agar tidak mengakar dan menjadi kebiasaan atau gaya hidup. Mengingat salah satu penyebab sifat konsumtif adalah dorongan emosi negatif, cara efektif mencegahnya adalah dengan mempelajari keterampilan mengelola emosi. Selain itu, beberapa cara mencegah perilaku konsumtif yang bisa Anda coba antara lain Mengenali emosi negatif Mempelajari strategi coping yang bisa meredakan emosi negatif, misalnya meditasi, latihan pernapasan, atau yoga Mempraktikkan mindfulness Mengalihkan emosi negatif dengan aktivitas yang lebih produktif dan menyenangkan Menciptakan penghalang fisik, seperti membekukan atau membatasi limit kartu kredit agar tidak bisa digunakan secara impulsif Mengenali dan membedakan antara kebutuhan dengan keinginan sebelum membeli Selalu bersyukur dan ingatlah bahwa tidak masalah jika Anda tidak membeli barang yang Anda inginkan Hindari terlalu sering menggunakan media sosial yang penuh dengan strategi marketing sehingga mendorong Anda untuk berperilaku konsumtif Catatan dari SehatQ Konsumtif adalah kecenderungan membeli atau menggunakan sesuatu secara berlebihan di luar dari kebutuhan. Sifat ini sangat merugikan karena mendorong seseorang melakukan pembelian impulsif, tidak rasional, dan boros. Jika tidak dicegah, perilaku konsumtif bisa menjadi kebiasaan atau gaya hidup yang tidak sehat. Penting bagi Anda untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan sebelum membeli sesuatu, serta memahami efek jangka panjangnya. Cobalah untuk menghindari dan mengatasi emosi negatif yang bisa menjadi pemicu sifat konsumtif. Jika masih ada pertanyaan seputar perilaku konsumtif atau cara mengelola emosi negatif, Anda juga bisa bertanya melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang! Kemajuan teknologi, kebiasaan dalam kelompok, prestise, dan beberapa faktor lain sangat berkontribusi terhadap perilaku masyarakat Indonesia konsumtif. Menurut data bank dunia, pada tahun 2020, gross savings Indonesia berada pada angka dari GDP, ini menunjukkan data masyarakat Indonesia konsumtif lebih besar yakni sekitar dibandingkan investasi/tabungan. Lalu apa itu perilaku konsumtif, faktor-faktor pemicu, serta dampaknya bagi masyarakat? Ikuti terus artikel ini dan kenali apakah anda termasuk salah satu individu dengan perilaku konsumtif? Apa yang Membuat Masyarakat Indonesia Konsumtif Seperti Saat Ini? Menurut Dahlan dalam Sumartono 2002, perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar besarnya, serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata. Sederhananya, perilaku konsumtif merupakan kegiatan membelanjakan pendapatan untuk barang yang diinginkan tanpa melalui pertimbangan rasional. Perilaku konsumtif cenderung mengutamakan memenuhi keinginan untuk mendapatkan kepuasan personal dibandingkan untuk memenuhi kebutuhan. Lalu, apa sebenarnya yang membuat masyarakat Indonesia menjadi konsumtif seperti saat sekarang ini? Salah satu faktor utama Indonesia memiliki masyarakat konsumtif adalah karena faktor budaya. Budaya konsumtif adalah faktor yang seolah sudah mendarah daging dan melekat pada masyarakat Indonesia dari generasi ke generasi. Masyarakat kita cenderung lebih suka membeli daripada memproduksi barang untuk digunakan dengan alasan kepraktisan. Namun budaya konsumtif bukanlah satu-satunya faktor yang membuat masyarakat Indonesia menjadi konsumtif, faktor pemicu lainnya akan kita ulas di bawah ini! Kebiasaan Dalam Kelompok Sifat masyarakat Indonesia yang suka berbaur dan berkelompok menjadi salah satu faktor utama pemicu sifat konsumtif menyebar luas di negara ini. Pasalnya, dalam lingkungan pergaulan masyarakat Indonesia, tidak sedikit ditemukan beberapa individu ataupun kelompok dengan sifat suka pamer dan adu gengsi. Jika sudah berada dalam lingkungan pergaulan yang seperti ini, tidak jarang setiap individu yang berada dalam lingkup sosial tersebut ikut membeli barang apa yang dimiliki oleh si tukang pamer’ meskipun sesungguhnya barang tersebut tidak mereka butuhkan. Perilaku tersebut dilakukan semata-mata hanya untuk mempertahankan ego saja. Perspektif Jangka Pendek Orang-orang dengan perilaku konsumtif biasanya tidak memiliki kesadaran untuk kebutuhan jangka panjang seperti investasi dan asuransi. Mereka cenderung menyukai diskon dan promo besar’ yang membuat mereka membelanjakan penghasilannya untuk barang-barang yang sebenarnya tidak begitu mereka butuhkan. Prestise Beberapa individu menjalani hidup konsumtif semata-mata untuk mendapatkan pengakuan dari lingkup sosial dimana ia berada. Mereka tidak akan berpikir dua kali untuk membeli barang branded dan menghabiskan seluruh tabungan yang ada selama hal tersebut mendatangkan prestise dan pujian yang memuaskan dirinya. Perkembangan Teknologi/Mengadaptasi Teknologi Kemajuan teknologi memungkinkan setiap masyarakat untuk mengakses segala sesuatunya dengan sangat mudah, termasuk dalam hal berbelanja. E-commerce hingga fintech merupakan hasil mengadaptasi teknologi yang menjadi salah satu faktor yang mempercepat laju konsumtif masyarakat. Berbagai program diskon dan promosi yang dicetuskan oleh pemilik usaha e-commerce serta kemudahan membeli barang hanya dalam satu kali sentuhan pada smartphone juga menjadi dua kombinasi sempurna yang memicu masyarakat untuk membelanjakan pendapatan mereka tanpa berpikir panjang. Meniru Public Figure/Influencer Public figure atau influencer selalu menjadi strategi terbaik brand-brand besar untuk menarik masyarakat dalam melakukan perilaku konsumtif. Contohnya saja, penggemar artis tertentu akan rela membelanjakan uang mereka untuk membeli barang yang sama seperti yang digunakan oleh idolanya. Kegiatan meniru public figure ini masih menjadi strategi yang paling sering digunakan oleh para pelaku bisnis hingga saat sekarang ini karena mendatangkan hasil yang memuaskan. Dampak Perilaku Konsumtif Setelah mengetahui faktor-faktor yang memicu perilaku konsumtif, maka sebaiknya anda juga mengetahui berbagai dampak perilaku konsumtif ini agar anda dapat menghindarinya. Terjerat Hutang Tidak jarang individu yang memiliki perilaku konsumtif memiliki masalah finansial dan terjerat dalam hutang. Hal ini dikarenakan hasrat untuk memenuhi keinginan akan barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan telah melebihi kemampuan finansial mereka. Ketika pendapatan lebih kecil dibandingkan pengeluaran, namun tidak adanya kesadaran untuk mengontrol diri dan berhenti membelanjakan barang-barang yang tidak dibutuhkan, maka jeratan hutang akan selalu menghantui anda. Kecemburuan Sosial Ketika seseorang membeli barang tanpa menimbang harga dan manfaat dari barang itu sendiri, maka selanjutnya orang-orang yang kurang mampu untuk mengikuti gaya hidup konsumtif atau tidak mampu untuk mendapatkan barang yang sama akan memiliki rasa tidak puas dan iri dalam lingkup sosial. Mengurangi Kesempatan Menabung Tabungan merupakan salah satu jaminan untuk masa depan seseorang. Namun perilaku konsumtif mendesak seseorang untuk terus menghabiskan pendapatannya tanpa memikirkan masa depan. Padahal, jika saja dana yang dipakai untuk membeli barang konsumtif dialihkan pada rencana masa depan seperti investasi dan asuransi, maka akan lebih bermanfaat. Kesimpulan Data perilaku konsumtif masyarakat Indonesia sudah jauh melebihi angka tabungan/investasi nasional. Meskipun pada beberapa titik kegiatan konsumtif bisa membantu perekonomian negara, namun ironisnya, pada kasus perilaku konsumtif masyarakat Indonesia, tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang cenderung konsumtif terhadap barang impor. Ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ini, namun beberapa yang paling utama diantaranya adalah budaya konsumtif itu sendiri, kebiasaan dalam kelompok sosial masyarakat, perspektif jangka pendek, prestise, perkembangan teknologi/mengadaptasi teknologi, hingga sifat meniru public figure/influencer. Dampak dari perilaku konsumtif yang harus dihindari masyarakat adalah seperti menjerat diri pada hutang yang tidak ada habisnya, menimbulkan kecemburuan sosial, juga mengurangi kesempatan menabung untuk masa yang akan datang. Apakah anda termasuk salah satu orang dengan perilaku konsumtif? Jika jawabannya adalah ya, ayo berusaha untuk mengurangi kebiasaan buruk ini dan mulailah membuat financial plan untuk masa depan anda! Hal Positif Manfaatkan Peluang Bisnis Online di Marketplace! Meski perilaku konsumtif memang buruk, tapi hal tersebut dapat anda manfaatkan untuk berjualan secara online di marketplace! Jika anda punya banyak toko online yang terdaftar di marketplace, maka, gunakan jasa kelola toko online Ginee Omnichannel untuk mempermudah Anda berbisnis! Ginee Indonesia punya fitur manajemen produk, stok, promosi, pesanan, laporan penjualan, Ginee Chat, dan Ginee Fulfillment. Coba semua fitur Ginee secara gratis dengan klaim free trial selama 7 hari di website resmi Ginee! Ginee Indonesia, Tool Bisnis Online Paling Kredibel Punya kesulitan mengelola toko online yang terdaftar di berbagai marketplace? No worries, Ginee Indonesia hadir untuk Anda! Ginee adalah sistem bisnis berbasis Omnichannel Cloud yang menyediakan berbagai fitur andalan lengkap guna mempermudah pengelolaan semua toko online yang Anda miliki hanya dalam satu platform saja!Fitur dari Ginee beragam, lho! mulai dari manajemen produk, laporan penjualan, Ginee WMS, yang artinya Anda dapat mengelola manajemen pergudangan dengan lebih mudah, Ginee Chat yang memungkinkan Anda mengelola chat pelanggan dari berbagai platform, hingga Ginee Ads untuk kelola semua iklanmu di berbagai platform. Yuk, daftar Ginee Indonesia sekarang FREE! Mengelola pesanan dan stok untuk semua toko online AndaUpdate secara otomatis pesanan dan stokMengelola stok produk yang terjual cepat dengan mudahMemproses pesanan dan pengiriman dalam satu sistemMengelola penjualan dengan sistem manajemen digitalMembership dan database pelanggan secara menyeluruhPrediksi bisnis dengan Fitur Analisa Bisnis di GineeMemantau laporan dengan menyesuaikan data, keuntungan, dan laporan pelanggan Pengertian dan Dampak Positif Negatif Perilaku Konsumtif – Salah satu macam dari 3 kegiatan ekonomi adalah konsumsi. Konsumsi dilakukan oleh konsumen, dimana kita dan semua manusia yang ada di dunia ini adalah konsumen. Karena sebenarnya kita adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri. Dan ketika kita membeli sesuatu kita sudah menjadi konsumen. Oke pada kesempatan ini saya akan share sedikit mengenai pengertian dan dampak positif negatif dari perilaku konsumtif. Dan berikut ini penjelasan singkatnya Pengertian perilaku konsumtif adalah suatu tindakan manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut dengan konsumen. Lihat pada artikel berikut ini untuk mengetahui pengertian dari konsumsi Pengertian konsumsi Perilaku konsumtif sangat tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah, pendapatan, selera, harga-harga barang yang dikonsumsi, dan keadaan emosi konsumen pada saat itu. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki pendapatan tinggi, tentu akan lebih banyak barang/jasa yang dikonsumsi bila dibandingkan dengan orang yang memiliki pendapatan yang lebih rendah. Demikian juga harga-haraga barang konsumsi, bila harga barang konsumsi rendah maka orang-orang pada umumnya akan menambah jumlah barang tersebut untuk dikonsumsi. Dampak positif perilaku konsumtif Kebutuhan manusia terpenuhiMemperoleh kepuasanMemperoleh pengalamanMemperoleh kenyamananMenjamin kontinuitas produksiMemberikan keuntungan pada penjual/distributor Dampak Negatif Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif akan berdampak negatif apabila dilakukan dengan berlebihan dan tidak semestinya, dan berikut ini dampak negatifnya Mengurangi kesempatan untuk sikap atau gaya hidup berlebihan maka akan menyebabkan terbiasa hidup boros. Seorang praktisi Pemasaran, SEO dan Digital Marketing. Suka dengan kata dan cinta dengan karya. Turut memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui beragam artikel pendidikan di

salah satu contoh sifat konsumtif adalah