Salahsatu hasil kemajuan teknologi di sub sektor hortikultura cukup dapat diandalkan, kehadiran beragam varietas hortikultura baru dengan jumlah dan jenis yang cukup banyak pada kurun waktu 2 dasawarsa terakhir. Produk lainnya seperti zat pengatur tumbuh (ZPT), pupuk, dan saat ini adalah berkembangnya teknologi biokultur
ContohAnalisis SWOT Pendidikan Paud. Hingga Juli tahun 2009 Indomaret mencapai 3531 gerai. Dari total itu, 1998 gerai adalah milik persero/sendiri dan sisanya 1533 gerai waralaba sudah milik masyarakat, yang tersebar di banyak kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali, dan Lampung.
Abstract Kegiatan bongkar muat merupakan salah satu komponen dari dwelling time di pelabuhan. Setiap permasalahan yang timbul dalam kegiatan bongkar muat berpotensi untuk meningkatkan dwelling
Kelompokke 6 ialah kelompok dimana tenaga kerja produktif, tanah jarang dan modal berlimpah-limpah,seperti Inggris, Belanda, Perancis dan Jerman. Pertumbuhan produksi pada dasarnya dipengaruhi oleh perkembangan (pertumbuhan) faktor-faktor produksinya (modal, tenaga kerja, tanah dan teknologi). Analisis terhadap pertumbuhan ekonomi yang
PERMASALAHANPERBANKAN DALAM BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI. Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking dan
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. JAKARTA — Ekonom Institute For Develoment of Economic and Finance Indef Bustanul Arifin menilai sektor pertanian saat ini memiliki masalah produktivitas akibat pemanfaatan teknologi yang masih hingga masa pandemi Covid-19 ini pertumbuhan kinerja sektor pertanian masih tercatat positif 2,15 persen per kuartal III/2020 oleh Badan Pusat Statistika."Total factor productivity atau TFP sektor pertanian masih lebih rendah dibandingkan keseluruhan TFP ekonomi, penggunaan teknologi kita lamban. Sistem produksi amat rentan terhadap gangguan ketersediaan air dan lainnya. Padahal peningkatan kapasitas menjadi mutlak," katanya dalam Webinar Indef, Senin 30/11/2020.Adapun salah satu upayanya adalah Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian melakukan terobosan untuk perkembangan teknologi guna mewujudkan kedaulatan pangan. Menurut Bustanul, kedaulatan pangan akan tercapai dengan perubahan kebijakan yang efektif. Apalagi dalam masa pandemi ini petani wajib dilindungi secara itu dalam melakukan perubahan kebijakan ekonomi ke depan diperlukan dukungan peningkatan produksi, produktivitas, dan efisiensi agar tercipta stabilitas harga untuk menjaga daya JugaJadikan Sumsel Lumbung Pangan, OJK dan Pemprov Kembangkan KUR PertanianDekranasda Jabar Nilai Prospek UMKM Kuliner dan Pertanian CerahPetani Jatim Didorong Terapkan Manajemen Tanaman Sehat"Perlu juga dilakukan perubahan teknologi, climat-smart, biotek modern, marketplace untuk akses dan stabilitas harga. Kemudian antisipasi perubahan konsumen harus terus dilakukan, saat ini direct delivery lebih disukai dengan memanfaatkan marketplace," ujar Bustanul. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Perencanaan produksi ditentukan berdasarkan kapasitas produksi, ketersediaan SDM dan kemampuan proses. Aspek yang mempengaruhi kapasitas produksi adalah time base yang berbanding lurus dengan ketersediaan SDM. Kemampuan proses adalah tentang kesiapan aspek 4M melakukan eksekusi dari perencanaan produksi. Manajemen produksi menangani masalah aspek 4M meliputi Material, Machines, Man dan Metode dan agar dapat menjalankan proses produksi maka keempat aspek ini harus siap karena saling mempengaruhi. Namun pada pelaksanaannya meskipun di tahap perencanaan produksi sudah dimatangkan segala perhitungannya, masih ada kemungkinan timbulnya masalah sehingga menghambat proses produksi dengan hasil tidak sesuai seperti dalam perencanaan produksi di awal. Berikut 5 contoh masalah besar produksi dan bagaimana cara ampuh dalam mengatasi masalah tersebut versi seputarpabrikcom. 1. Target produksi tidak tercapai PPIC mengeluarkan schedule produksi berdasarkan waktu tertentu sesuai tipe order pelanggan. Jenis order yang short time dan variasi produk maka schedule produksi dibuat setiap minggu diberi label W dan angka seperti contoh W1821 yang diartikan sebagai Week ke 21 tahun 2018. Dalam 1 tahun maksimal sampai W01 sampai W52 yang dihitung sesuai jumlah minggu per tahun. Parameter output target produksi adalah rupiah atau dollar bagi industri yang penjualannya ekspor ke luar negeri dengan konversi terhadap metrik yang berhasil diproduksi seperti konversi tonase, volume, nilai bagian produk dan satuan quantitas lainnya. Masalah target produksi tidak tercapai adalah masalah paling besar yang dihadapi produksi karena akibatnya bisa mempengaruhi profit perusahaan, kepercayaan pelanggan dan stabilitas pekerjaan serta kesejahteraan karyawan. Beberapa faktor penyebab target produksi tidak tercapai Mesin produksi terjadi kerusakan dan tidak bisa dioperasikan Mesin produksi mengalami penurunan speed mesin atau speed proses karena sering error Autonomous maintenance, preventive maintenance dan predictive maintenance yang tidak terkoordinasi dengan baik antar departemen Operator mesin produksi berhalangan Rework Ketersediaan material Kesalahan proses Gangguan alam seperti banjir dan gempa bumi Ketersediaan utility seperti listrik padam Ketersediaan peralatan seperti terbatasnya alat angkat dan angkut sehingga pemakaian harus menunggu giliran Semua faktor penyebab diatas akan berdampak pada hilangnya time base. Anda bisa juga mencari faktor penyebab target produksi tidak tercapai dengan menganalisa dari six big losses mana yang mempengaruhi selanjutnya coba hitung produktivitasnya misalnya dengan menghitung OEE. Target produksi terpengaruh dengan time base yaitu target produksi berbanding lurus dengan kapasitas produksi dan berbanding lurus dengan time base. Cara ampuh mengatasi masalah tidak tercapainya target produksi adalah dengan mengejar hilangnyanya time base karena faktor di atas. Time base terdiri dari time base manual dan time base mesin. Cermati dari beberapa faktor penyebab hilangnya time base berpengaruh ke time base mana saja. Contohnya terjadi kerusakan mesin maka pertanyaanya adalah Apakah proses yang dilakukan di mesin bisa dilakukan manual? Apakah ada mesin produksi subtitusi? Apakah proses manual dikejar lebih cepat supaya bottle neck hanya di time base mesin sehingga ketika mesin hidup bisa langsung tancap gas? Koordinasi dan pemantauan ketat pada PIC perbaikan mesin dan dapatkan gambaran perbaikan kapan selesai sehingga dapat antisipasi merencanakan lembur. Kuncinya yaitu keseimbangan time base dan pengaturan flow process produksi. Ketika terjadi gangguan time base maka flow proccess harus efektif dan efisien, ibaratnya strategi bagaimana memenangkan pertandingan dalam kondisi terjepit. Target produksi tidak tercapai bisa menjadi sumber penyebab masalah produksi lainnya contohnya carry over. 2. Kuantitas produksi melebihi kapasitas produksi karena carry over Schedule produksi weekly adalah breakdown dari total schedule produksi yang sudah disepakati antara PPIC, Marketing dan Customer. Jadi dalam periode minimal 3 bulan berjalan, schedule produksi sudah ditetapkan dan dikonfirmasi dengan customer. Customer mengetahui kapan delivery order dan kapan produknya diterima. Parameter yang dilihat customer salah satunya adalah LPD atau Last Packing Date yang tercantum pada schedule produksi dan sales dan LPD ini merupakan kesepakatan bersama antara marketing dengan customer. Selain LPD pada schedule produksi dilengkapi dengan data main plant yang memproses permintaan order, order production number, receipe order date, last packing week, last packing date, quality external date, packing finish date dan confirm packing finish date base on aktual packing produksi. Masalah target produksi tidak tercapai akan memicu masalah pencapaian produksi melebihi dari kapasitas produksi karena terdapat 2 target yang harus selesai yaitu target utama produksi dan target penyelesaian yang tidak selesai di waktu sebelumnya atau carry over. Kedua target produksi tidak dapat ditunda sehubungan dengan sudah ditunggu schedule DO oleh customer. Cara ampuh mengatasi masalah jumlah target produksi melebihi kapasitasnya adalah subcount ke plant lain yang bisa melakukan proses produksi yang sama atau peminjaman SDM untuk mendayagunakan mesin produksi lainnya yang identik. Disini proses akan memerlukan efisiensi yang tinggi dengan tingkat kegagalan produk sangat kecil. Mengatasi masalah dengan menambah jam lembur karyawan hanya sebagai alternatif terakhir jika solusi pertama tidak dapat dilakukan. Tips dan Trik Ketika Anda diminta menghitung kapasitas produksi untuk perencanaan target produksi dari PPIC sebaiknya tidak memberikan data hitungan kapasitas produksi 100%. Data kapasitas produksi 100% merupakan dapurnya produksi yang bisa dirahasiakan. Data kapasitas produksi untuk perencanaan target produksi PPIC sebaiknya 85% karena Anda tidak tahu akan ada kendala apa saja selama proses produksi. 15% ini adalah safety Anda untuk persiapan menghadapi masalah yang menghambat proses produksi seperti salah satunya quality defect sehingga perlu tambahan time base untuk melakukan rework. 3. Quality defect Apa artinya quantitas produksi tercapai jika terlalu banyak masalah kualitas produk tidak standar. Cacat produk bisa terjadi pada setiap bagian proses produksi bahkan sebelum proses dimulai seperti pemakaian material dibawah standar mutu akibat usaha mencari bahan lebih murah atau permainan pemasok. Tanggung jawab QC incoming material yang independent memastikan standar mutu material dan menolak tegas material dengan standar rendah. Ketegasan produksi tidak menerima bahan material dibawah standar mutu, tidak melakukan proses produksinya dan tidak menyalurkan WIP yang cacat produk. Inilah cara ampuh pertama dalam mengatasi quality defect yaitu membangun kualitas sejak awal proses produksi. Selama perjalanan proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi finish goods ketahui titik mana yang paling banyak berpotensi menimbulkan cacat produk, apakah ketika seting mesin atau terjadi pada mesin produksi yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Gunakan analis 6M atau penerapan quality maintenance dalam mencegah reject berulang ketika seting mesin atau terjadi parameter error pada mesin produksi yang mengakibatkan cacat produk. Fungsi pengawasan kualitas setiap unit kerja bahwa masalah kualitas bukan saja urusan seorang pengawas tetapi tanggung jawab bersama. Operator produksi pun bisa menyumbang timbulnya cacat kualitas seperti saat handling proses dan handling WIP dan proses pekerjaan manual seperti proses finishing. Ciptakan antusiasme untuk membuat produk terbaik karena mutu harus diperjuangkan berdasarkan standar mutu yang ditetapkan. Budayakan prinsip control kualitas Tidak menerima barang cacat Tidak memproduksi barang cacat Tidak menyalurkan barang cacat Pada industri yang menerapkan JIT kontrol kualitas akhir finish goods dipegang customer sementara pada industri yang menerapkan AQL kontrol kualitas akhir ditangani pihak ketiga kepercayaan customer. Mencegah adanya penemuan defect finish goods oleh pihak eksternal tersebut dengan melakukan inspeksi kualitas pada finish goods secara random. Pertimbangkan kemungkinan membentuk team atau departemen QA atau Quality Assurance untuk menjamin produk yang diterima pelanggan tidak ada masalah kualitas sehingga kepuasan pelanggan selalu terpenuhi. Dalam pelayanan purna jual maka QA melakukan visit ke customer dan menyelesaikan masalah kualitas yang terjadi di customer secara teknik agar customer tetap puas. Jika QA secara teknik belum dapat memenuhi harapan customer maka alternatif terakhir adalah replacement produk yang bisa diajukan ke Marketing sesuai prosedur, hanya saja perkiraan biaya replacement bisa 3 kali harga produk sebelumnya. Kesimpulannya cara ampuh mengatasi masalah quality defect adalah dengan mencegah terjadinya cacat produk sejak awal proses sampai finish goods dengan tanggung jawab bersama. Terlalu banyak masalah defect berbuntut pada masalah produksi lainnya yaitu produk cacat akan dianggap sampah atau waste yang harus dimusnahkan. 4. Waste Waste atau sampah adalah produk cacat dan harus dimusnahkan, tidak boleh dijual ke karyawan atau dilempar ke pasaran bebas dengan harga miring karena suatu saat akan menimbulkan citra gagal produk. Jika jumlah reject tinggi maka waste tinggi. Maka cara ampuh mengatasi masalah waste sama dengan mengatasi masalah quality defect. Waste yang tingggi menyebabkan Output value tidak maksimal Permintaan waste memiliki prosedur panjang melibatkan persetujuan beberapa departemen sehingga timbul pemborosan waktu tunggu material Pemusnahan waste akan mengurangi time base Masalah kepercayaan owner Waste terjadi saat di finish goods dan WIP. Upaya untuk memperbaiki produk waste WIP sebenarnya bisa dilakukan hanya perlu diperhitungkan matang tentang pengurangan time base manual karena perbaikan memerlukan waktu lama. Pertimbangkan mana yang lebih cepat dan efisien antara perbaikan waste WIP atau tunggu material. Waste yang terjadi di finish goods segera dimusnahkan jangan dikecilkan dengan melempar penjualan ke karyawan. Support material sebagai pendukung material utama dapat menimbulkan waste pada kondisi kelebihan pemakaian diluar standar yang ditetapkan. Waste support material tidak mempengaruhi defect produk tetapi mempengaruhi time base yang hilang karena menunggu. Kesimpulannya jangan membiarkan jumlah waste tinggi karena bisa mengakibatkan masalah kepercayaan baik dari owner maupun dari customer. Jika kepercayaan customer turun atau hilang kemungkinan besar mereka akan menarik order yang berakibat pada masalah berikutnya yaitu sepi order. 5. Sepi order Sepi order dapat disebabkan oleh beberapa faktor Customer tertentu menurunkan kuantitas order karena faktor internal mereka seperti setiap akhir tahun terjadi penurunan order. Customer menarik order dan melimpahkan order ke competitor Customer menutup order karena pailit. Salah satu dari alasan di atas menyebabkan target produksi menurun kecuali Marketing berhasil mendapatkan customer lain sehingga jumlah order bisa tetap stabil. Untuk alasan customer menurunkan order dan menutup order akibat kebijakan mereka atau karena pailit merupakan urusan diluar batas produksi. Pertanyaan besar ditujukan apabila customer menarik order dan melimpahkan ke competitor. Apa yang salah dengan proses produksi? Ini menyangkut kepercayaan customer. Apakah proses produksi selalu delay? Apakah kualitas produk rendah? Apakah harga terlalu mahal? Jika jawabannya iya, 4 masalah besar di atas segera diperbaiki secara sempurna dengan cara ampuh yang sudah sepintas diuraikan. Mungkin masih ada harapan untuk mengembalikan kepercyaan customer supaya menurunkan ordernya kembali. Inilah cara ampuh untuk mengatasi masalah sepi order yaitu mengatasi permasalahan dari 4 masalah besar sebelumnya. Dampak sepi order produksi menyebabkan PPIC melakukan reschedule produksi untuk penurunan target produksi dari standar target.
Ijazah Saja Kini Tak Cukup Lagi from Ketika membicarakan tentang teknologi produksi masa lalu, pasti ada beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan. Beberapa teknologi produksi masa lalu telah membantu kita mencapai berbagai hal, tetapi juga memiliki beberapa kekurangan yang harus diakui. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang salah satu kelemahan teknologi produksi masa lalu. Kurangnya FleksibilitasKurangnya StabilitasKurangnya EfisiensiKurangnya Kontrol KualitasKurangnya Fleksibilitas Tenaga KerjaKurangnya Teknologi TerkiniKurangnya KeandalanKesimpulan Kurangnya Fleksibilitas Salah satu kelemahan utama dari teknologi produksi masa lalu adalah kurangnya fleksibilitas. Teknologi produksi masa lalu didasarkan pada proses yang telah ditetapkan, dan karena itu, tidak memungkinkan penyesuaian dengan cepat untuk mengimbangi perubahan di pasar atau kebutuhan pelanggan. Misalnya, jika sebuah perusahaan ingin memproduksi produk baru, mereka harus memodifikasi atau bahkan mengganti mesin-mesin yang sudah ada sehingga dapat memproduksi produk baru tersebut. Hal ini akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Kurangnya Stabilitas Stabilitas juga merupakan salah satu kelemahan utama dari teknologi produksi masa lalu. Mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi bahan baku atau produk jadi dapat mengalami kerusakan dari waktu ke waktu. Tidak hanya itu, mesin-mesin juga dapat mengalami penurunan kinerja seiring waktu. Hal ini akan menghambat produksi dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit untuk memperbaiki atau mengganti mesin-mesin yang rusak. Kurangnya Efisiensi Ketika membicarakan tentang teknologi produksi masa lalu, kita juga harus menyebutkan bahwa teknologi tersebut tidak begitu efisien. Mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi bahan baku atau produk jadi tidak selalu efisien. Mesin-mesin ini sering menghabiskan banyak energi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Energi yang berlebihan ini akan menghabiskan biaya yang tidak sedikit, sehingga mengurangi efisiensi produksi. Kurangnya Kontrol Kualitas Kurangnya kontrol kualitas juga merupakan salah satu kelemahan utama dari teknologi produksi masa lalu. Mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi bahan baku atau produk jadi tidak selalu dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Banyak masalah kualitas yang dapat muncul sebagai akibat dari kurangnya kontrol kualitas, seperti produk yang cacat, produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi, dan lain sebagainya. Kurangnya Fleksibilitas Tenaga Kerja Fleksibilitas tenaga kerja juga merupakan salah satu kelemahan utama dari teknologi produksi masa lalu. Mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi bahan baku atau produk jadi biasanya tidak dapat diubah atau diatur sesuai dengan kebutuhan. Hal ini berarti bahwa jika ada permintaan yang tinggi untuk produk tertentu, perusahaan tidak dapat dengan cepat meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan tersebut. Hal ini akan menghambat kemampuan perusahaan untuk meningkatkan produksi. Kurangnya Teknologi Terkini Ketika membicarakan tentang teknologi produksi masa lalu, kita juga harus menyebutkan bahwa teknologi yang digunakan untuk memproduksi bahan baku atau produk jadi tidak selalu up to date. Mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi bahan baku atau produk jadi biasanya tidak memiliki teknologi terkini, sehingga mengurangi efisiensi produksi. Bahkan, mesin-mesin tersebut mungkin juga tidak memiliki kemampuan untuk menangani jenis produk tertentu. Kurangnya Keandalan Keandalan juga merupakan salah satu kelemahan utama dari teknologi produksi masa lalu. Mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi bahan baku atau produk jadi tidak selalu dapat diandalkan. Mesin-mesin ini sering mengalami kerusakan atau bahkan rusak secara permanen. Hal ini akan menghambat produksi dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit untuk memperbaiki atau mengganti mesin-mesin yang rusak. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa salah satu kelemahan utama dari teknologi produksi masa lalu adalah kurangnya fleksibilitas, stabilitas, efisiensi, kontrol kualitas, fleksibilitas tenaga kerja, teknologi terkini, dan keandalan. Oleh karena itu, teknologi produksi baru yang menggunakan teknologi terkini harus diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi.
As new technology continues to evolve, small-business owners must make key decisions regarding the need to change their existing production process. Although implementing a new production technology may enhance your operation over the long term, the process can pose challenges. Using new technology may even present disadvantages for your business. Expense Implementing new technology may drain the finances of a small business. If you need to finance the purchase of new production equipment, the additional debt load can create a heavy burden. You also need to consider the cost of reduced productivity while your workers learn how to operate the equipment and any associated new production processes. Depending on the nature of the equipment, you may need to make changes to or expand your facility to accommodate it. Resistance to Change If you've been using the same production processes for many years or employ a large number of veteran employees, a new production technology may not be welcomed with open arms. Any type of change can be met with resistance, especially by workers who are comfortable and set in their ways. Before implementing the change, it may be helpful to meet with your employees and demonstrate how the new technology can make their jobs easier in the long run. Job Loss Unfortunately, implementing new technology could mean the loss of jobs, especially when automated processes can perform the same work more cheaply and efficiently than humans. You may have to make the painful decision to let go long-term, loyal employees in favor of a new production process that allows you to remain competitive. Remaining employees may resent your actions or even fear they could be next, creating a reduction in morale throughout your company. Implementation and Maintenance Issues While implementing new production technology, there are bound to be "bugs" in the system that could even stop production for a period of time. A machine or process may not perform in the manner you need, and it may require additional tweaking to gain the necessary results. Even after everything is running efficiently, malfunctions may occur on occasion. Unless there's someone on your staff possessing the skills needed to make the corrections, you may need to spend additional time and money bringing in an expert.
1. beberapa teknologi membuat polusi2. membuat manusia menjadi ketergantugan terhadap teknologi sehingga manusia cenderung tidak kreatif3. terkadang hargany mahal teknologi zaman modernsemoga jawabannya membantu
salah satu kelemahan teknologi produksi adalah permasalahan